Pada postingan terdahulu dengan judul Ulama Ahli Nahwu Pertama (Ibnu Abi Ishaq Al-Hadhrami –rahimahullahu-), disebutkan bahwa diantara guru-gurunya adalah seorang penyair hebat, yaitu Al-Farazdaq. Siapakah dia? Apa saja keistimewaan yang ia miliki, sehingga bisa memberikan pengaruh kepada muridnya tersebut?
***
Nama Lengkap
Alfarazdaq lahir pada tahun 38H. Nama aslinya Hammam dan kunyah-nya Abu Firas. Adapun nama lengkapnya adalah Hammam bin Ghalib bin Sha’sha’ah bin Najiyah bin Iqal bin Muhammad bin Sufyan bin Mujasyi’ bin Darim dari kabilah At-Tamimi. Dan nama lengkapnya dalam versi bahasa Arab:
همام بن غالب بن صعصعة بن ناجية بن عقال بن محمد بن سفيان بن مجاشع بن دارم
Kakeknya yang bernama Sha’sha’ah bin Najiyah adalah seorang pemuka kaum dan tokoh yang terpandang di zaman Jahiliyyah. Dikisahkan bahwa ia pernah membeli/menyelematkan 30 maw-uudah (bayi perempuan yang baru lahir dan hendak dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya).
Alfarazdaq adalah julukan yang diberikan oleh orang-orang kepadanya. Kenapa ia dijuluki dengan Alfarazdaq? Karena ketebalan wajahnya.
Alfarazdaq adalah seorang penyair hebat, dan pengaruhnya dalam ilmu bahasa sangatlah besar. Bahkan ada yang mensejajarkannya dengan Zuhair bin Abi Sulma, seorang penyair Jahiliyyah kelas nomor wahid.
Dalam hal ini, Alfarazdaq sendiri pernah mengatakan: “Penyair Islam ada 4 orang, yaitu saya, Jarir, Al-Akhthal dan Ka’ab Al-‘Aysqari”.
Jika disebut nama Alfarazdaq, secara otomatis akan muncul dua nama penyair lain, yaitu Jarir dan Al-Akhthal. Kenapa bisa? Karena mereka sering terlibat “peperangan” antar sesama, saling menyerang satu sama lain dengan bait-bait syairnya, namun dalam konteks hinaan, mencela dan merendahkan. Sehingga kisah perseteruan mereka sudah tidak asing lagi bagi pelajar sastra Arab.
Alfarazdaq termasuk pemuka suku yang berwibawa, disegani dan dihormati di kabilahnya. Ia selalu melindungi orang-orang yang meminta pertolongan dengan perantara makam ayahnya.
Alfarazdaq bisa dikategorikan sebagai tabiin, karena ia mendapati beberapa sahabat Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam–. Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa dia pernah bertemu dengan sahabat Abu Hurairah –radhiallahu ‘anhu– sebagaimana yang ia kisahkan sendiri, Alfarazdaq berkata: “Aku bertemu dengan Abu Hurairah di Syam, dan dia bertanya kepadaku: “Kamu Alfarazdaq?”, aku jawab: “Iya”. Dia bertanya kembali: “Kamu adalah penyair?”, aku jawab: “Iya”. Lalu dia berkata: “Jika kamu masih hidup, kamu akan mendapati suatu kaum yang mengatakan kepadamu: “Tidak ada taubat bagimu”. Bagaimanapun kondisinya, jangan pernah sekali-kali kamu memutus harapanmu dari Allah.”
Dan disebutkan pula, bahwa Alfarazdaq sempat memberikan saran dan masukan kepada Husain bin Ali bin Abi Thalib –radhiallahu ‘anhuma– ketika hendak pergi ke Kufah (Iraq) dan sebelum ia terbunuh. Dia mengabarkan bahwa hati penduduk Kufah bersamamu, namun pedang mereka bersama Bani Umayyah.
***
Syair-Syairnya
Dahulu Husain bin Ali bin Abi Thalib –radhiallahu ‘anhuma– pernah thawaf di Ka’bah, dan dia ingin memegang Hajar Aswad, maka jama’ah yang sedang thawaf membuka jalan baginya. Dan kejadian itu dilihat oleh Alfarazdaq bin Ghalib, lalu ada seseorang yang bertanya kepadanya, siapa dia? Maka Alfarazdaq menjawab dengan bait syair:
هَذَا الَّذِي تَعْرِفُ الْبَطْحَاءُ وَطْأَتَهُ ...وَالْبَيْتُ يَعْرِفُهُ وَالْحِلُّ وَالْحَرَمُ
هَذَا ابْنُ خَيْرِ عِبَادِ اللَّهِ كُلِّهِمُ ...هَذَا التَّقِيُّ النَّقِيُّ الطَّاهِرُ الْعَلَمُ
Ini adalah orang yang Bathaa (lembah kota Mekah) mengenal pijakan(kaki)-nya..
Dan Baitullah pun mengenalnya, begitu pula tempat halal dan haram (pun kenal)..
Ini adalah putra (cucu) sebaik-baik hamba (Nabi Muhammad) secara keseluruhan..
Ini adalah orang yang bertakwa, bersih, suci dan tokoh yang terkenal..
***
Pernah Alfarazdaq menjenguk seseorang yang sakit, dan dia meminta dipanggilkan tabib/dokter. Lalu Alfarazdaq tidak mengajaknya berbicara, kecuali hanya mengucapkan 2 bait syair:
يَا طَالِبَ الطِّبِّ مِنْ دَاءٍ تُخَوَّفُهُ ...إِنَّ الطَّبِيبَ الَّذِي أَبْلاكَ بِالدَّاءِ
هُوَ الطَّبِيبُ الَّذِي يُرْجَى لِعَافِيَةٍ ... لا مَنْ يَذُوفُ لَكَ التِّرْيَاقَ بِالْمَاءِ
Wahai pengharap pengobatan dokter dari penyakit yang ia takuti..
Sesungguhnya tabib (yang benar) itu, Dialah yang mengujimu dengan penyakit..
Tabib yang dari-Nya diharapkan kesembuhan..
Bukan tabib yang mengobatimu dengan khamr bercampur air..
Wafat
Suatu saat Alfarazdaq sedang menghadiri pemakaman seorang Tabiin bernama Abu Raja Al-Utharidi, dan hadir pula saat itu Al-Hasan bin Abu Al-Hasan. Ketika Abu Raja selesai dimakamkan, dan Alfarazdaq saat itu sedang duduk di tepi kubur, Al-Hasan berkata kepadanya: “Apa yang telah engkau siapkan untuk seperti hari ini (kematianmu)?”, Alfarazdaq menjawab: “Persaksianku bahwa tidak ada ilah (sembahan) yang berhak disembah melainkan Allah, sejak 70 tahun yang lalu.”
Penyair Alfarazdaq wafat pada tahun 110H. Dan sepeninggalnya, putranya yang bernama Labathah bercerita, bahwa ia melihat ayahnya di dalam mimpi, dan bertanya kepadanya: “Apa yang Allah perbuat denganmu?”, dia menjawab: “Yang telah menyelamatkanku adalah perkataanku ketika menjawab pertanyaan Al-Hasan saat pemakaman.”
Semoga Allah merahmati Alfarazdaq atas apa yang telah ia berikan bagi Islam dan kaum muslimin. Dan semoga Allah memasukkannya ke dalam surga-Nya yang luas, aamiin yaa rabbal-‘aalamiin.
Demikian sejarah perjalanan hidup (sirah) seorang penyair Islam Alfarazdaq, silahkan dishare, jika dirasa ada faedah dan hikmah darinya. Jika ada pertanyaan dan komentar, silahkan tulis pada kolom yang tersedia di bawah postingan ini.
Sekian dari saya, syukran ‘alaa haadzihi az-ziyaarah, wa jazaakumullahu khairan.
Sumber:
- Asy-Syi’ru wa Asy-Syu’araa`, karya Abu Muhammad Abdullah bin Muslim bin Qutaibah Ad-Dainawwari (276H).
- Maktabah Syamilah: Mu’jam Asy-Syu’araa` Al-‘Arab.
- Muntakhab min Kitaab Asy-Syu’araa, karya Abu Naim Ahmad bin Abdullah Al-Ashbahani, jilid 1.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert