Bahasa yang Allah pilih sebagai bahasa firman-Nya dan bahasa Rasul-Nya yang terakhir, Nabi Muhammad – shallallahu 'alaihi wa sallam –.
Allah – subhanahu wa ta'ala – dengan ilmunya yang Maha Luas dan Kebijaksanaan-Nya yang Maha Sempurna, telah memilih bahasa Arab sebagai bahasa firman-Nya dan memilih Rasul terakhir, Nabi Muhammad dari bangsa Arab dan berbicara dengan bahasa Arab. Dalam banyak ayat Allah – subhanahu wa ta'ala – menerangkan kepada kita tentang hakikat tersebut, di antaranya firman Allah – subhanahu wa ta'ala – :
Dan sesunggunya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu'araa : 192 – 195)
Juga firman-Nya :
Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebagian ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al-Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (QS. Thaha : 113)
Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ibrahim : 4)
Dipilihnya bahasa Arab dari sekian banyak bahasa yang ada saat itu sebagai firman-Nya dan memilih Nabi yang terakhir dari kalangan bangsa Arab, membuktikan bahwa bahasa Arab memiliki keistimewaan yang sangat besar dan tinggi yang tidak dimiliki bahasa lain.
Jika seadainya bahasa Arab tidak memiliki keistemewaan lain, kecuali hanya satu keistimewaan ini, niscaya sudah cukup untuk menunjukkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang agung lagi mulia.
Bahasa yang paling luas dan kaya dengan kosakata.
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S Yusuf : 2)
Al-Hafizh Ibnu Katsir – rahimahullahu – berkata dalam tafsirnya : "Itu dikarenakan bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, dan luas serta paling mampu untuk mengungkapkan makna-makna dalam jiwa. Karena itulah diturunkan kitab yang paling mulia dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa Arab)." (Kitab Tafsir Al-Quran Al-'Azhim, Ibnu Katsir, Jilid 2, Halaman 613)
Dan Imam Syafi'I – rahimahullahu – berkata : "Bahasa Arab adalah bahasa yang paling luas dan paling kaya dengan kosakata." (Buku Ar-Risalah, Imam Syafii, halaman 42)
Di antara hal yang membuktikan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sangat luas, yaitu bahasa Arab memiliki kurang lebih dua belas juta tiga ratus lima ribu empat ratus dua belas ( 12.305.412 ) bentuk kalimat. Bahasa ini juga memiliki kurang lebih enam juta kata enam ratus sembilan puluh sembilan ribu empat ratus (6.699.400) buah kata. Adapun bahasa Inggris hanya memiliki kurang lebih seratus ribu (100.000) buah kata,dan bahasa Prancis memiliki dua puluh limaribu (25.000) buah kata. (Al-Lughah Al-'Arabiyyah At-Tahaaddiyaat wa Al-Muwajahah, Halaman 14)
Baca juga : Bahasa Mana Yang Paling Kaya Kosakatanya?
Bukti lain yang menunjukkan betapa kaya dan luasnya bahasa Arab, yaitu ditemukannya puluhan bahkan ratusan nama dalam bahasa Arab untuk satu benda dan atau binatang tertentu.
Al-Imam Ibnu Faris berkata : "Di antara hal yang tidak mungkin dinukil seluruhnya adalah sinonim dari kata pedang, singa, tombak dan kata-kata lain semisal. Telah diketahui bahwa bahasa selain bahasa Arab tidak memiliki nama lain untuk singa kecuali hanya satu nama. Adapun kita (orang Arab) memiliki kurang lebih 150 nama untuk singa, bahkan telah mengabarkan kepadaku Ahmad bin Muhammad bin Bundar, ia berkata :"Aku mendengar Abu Abdillah bin Khalawaih Al-Hamadzani mengatakan, saya telah berhasil mengumpulkan 500 nama untuk singa dan 200 nama untuk ular." (Ash-Shahibi fi Fiqh Al-Lughah Al-'Arabiyyah, Ibnu Faris, Halaman 21-22)
Al-Fairuz Abadi menulis sebuah buku yang menyebutkan nama-nama madu. Beliau menyebutkan dalam kitab tersebut lebih dari 80 nama untuk madu, dan menemukan minimal 1000 nama untuk pedang. (Fiqh Al-Lughah, Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, Halaman 131)
Kita akan semakin terperanjat kagum ketika kita membandingkan kekayaan dan luasnya bahasa Arab dengan kesederhanaan hidup bangsa Arab saat itu. Meskipun pola kehidupan mereka begitu bersahaja, namun tidak menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa yang sempit dan tidak menjadi penghalang berkembangnya bahasa Arab hingga sekarang ini.
ٍSelanjutnya : Karakteristik Dan Keistimewaan Bahasa Arab (2)
Share This :
comment 0 komentar
more_vert