Setelah menulis contoh surat pribadi untuk sahabat kali ini Abimuda akan mencoba menyajikan untuk kamu contoh surat pribadi untuk guru. Surat ini dapat kamu layangkan kepada gurumu sebagai ucapan terima kasih atas jasanya dalam mengajar dan mendidikmu selama ini. Yah walaupun pada zaman sekarang surat menyurat seperti ini sudah tergolong langka dan dianggap kuno.
Sebelum menulis surat pribadi untuk gurumu, hal yang perlu kamu perhatikan adalah pemilihan kata yang baik dan sopan. Ingat bahwa gurumu sudah seperti orang tuamu sendiri yang patut diormati. Jangan mentang-mentang surat tidak resmi, lantas kamu dengan seenaknya dapat asal memilih kata tanpa memandang siapa yang kamu ajak bicara.
Baca:Pengertian Surat Pribadi beserta Ciri dan Bagian Bagiannya
Baiklah silahkan simak contoh suratnya sebagai berikut:
Sebelum menulis surat pribadi untuk gurumu, hal yang perlu kamu perhatikan adalah pemilihan kata yang baik dan sopan. Ingat bahwa gurumu sudah seperti orang tuamu sendiri yang patut diormati. Jangan mentang-mentang surat tidak resmi, lantas kamu dengan seenaknya dapat asal memilih kata tanpa memandang siapa yang kamu ajak bicara.
Baca:Pengertian Surat Pribadi beserta Ciri dan Bagian Bagiannya
Baiklah silahkan simak contoh suratnya sebagai berikut:
Jepang, 01 Agustus 2016
Teruntuk ibu Guruku tercinta Ibu Nur Hidayah.
Asalamualaikum WR. WB
Halo ibu, bagaimana kabar ibu di sana? Semoga ibu di sana selalu baik-baik saja, sehat walafiat, dan selalu dalam lindungan Allah Swt ya, amin yarobal alamin. Saya Salsabila ibu, murid Ibu sewaktu SD dulu.
Mungkin ibu telah lupa dengan wajah saya karena lama sekali kita tidak berjumpa, kira-kira sudah 12 tahun lamanya. Namun saya berusaha mengingatkan kembali kepada ibu bahwa saya adalah murid perempuan yang paling nakal, bandel, cengeng dan selalu ngambek. Selain itu, saya juga seorang murid yang tidak mau masuk sekolah jika tidak diberi permen oleh ibu.
Pasti ibu ingat dengan saya yang demikian itu kan? Saya rasa ibu ingat semua itu karena ibu sering gemas dan jengkel kepada saya.
Entah mengapa hari ini saya sangat rindu sekali dengan ibu, ingin sekali bertemu namun sayangnya saya tidak bisa karena saya berada di Negara Sakura untuk melanjutkan belajar saya ke jenjang berikutnya. Ada hal yang membuat saya ingat kepada ibu, yakni tentang sosok perempuan yang tingkah lakunya hampir sama dengan ibu, penyabar, penyayang, dan selalu memberi motifasi dikala aku malas dulu.
Dihari yang fitri ini saya ingin mengucapkan minal aidin wal faidin kepada ibu, mohon maaf lahir batin. Sungguh ibulah guru saya yang paling istimewa di antara guru-guru yang lain, sebab hanyalah ibu yang paling saya ingat di antara yang lainnya.
Andai saja saat ini saya berada di Jakarta, pasti saya akan datang ke rumah ibu dan menemui ibu. Saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu yang telah berhasil membimbing, mendidik dan memberi ilmu yang sungguh tidak dapat dinilai dengan apapun.
Karena jasa-jasa ibu saya menjadi sosok pribadi yang kuat, tegar, cerdas dan memiliki prestasi yang gemilang.
Saat ini saya sedang melanjutkan study master di negara sakura, (Jepang). Saya mendapatkan beasiswa prestasi bu, sehingga saya tidak meminta biaya dari orang tua sepeser pun.
Saya masih ingat petuah ibu kala itu, ibu selalu bilang kepada saya: “Salsa ayolah belajar, jangan malas, kalau kamu masih kecil saja sudah malas, mau jadi apa besar nanti?”
Itu salah satu nasehat ibu yang masih saya ingat-ingat betul, namun ada satu lagi nasehat ibu sekaligus doa ketika saya lulus dari SD Bunga Putra bangsa, kala itu ibu menangis dan berkata: “Selamat ya anakku, semoga kamu setelah ini menjadi sosok pribadi yang lebih cerdas sehingga mampu menjadi kekayaan bangsa, sukses selalu anakku,”
Kata-kata ibu yang satu ini selalu terngiang ditelinga saya, doa ibu merupakan penyemangat dalam setiap langkah saya dalam menempuh pendidikan dari jenjang satu ke jenjang berikutnya.
Kini sedikit perjalanan telah dapat saya raih dengan sempurna, saya mampu menjadi seorang murid yang dapat ibu banggakan. Terimakasih ibu, sungguh semua ini berkat didikan dan bimbingan ibu yang begitu sabar kala itu.
Saya yang kala itu seorang murid yang nakal, cengeng, ngeyel dan bandel kini telah menjadi seperti yang ibu harapkan. Sekali lagi terimakasih ibu, jasa-jasa ibu tidak dapat terganti oleh apapun.
Sekian dulu surat dari saya untuk ibu, lain waktu bisa kita sambung lagi.
Hormat saya,
Salsabila
Demikian contoh surat pribadi untuk guru, semoga dapat menjadi inspirasi bagi teman semua yang ingin menuliskan surat teruntuk guru tercinta yang telah berjasa mendidik dan mengajari kita.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert